Senja menulis kenanganku di atas meganya.
Yang lambat laun tenggelam oleh pekatnya malam.
Dan lantunan lagu itu terdengar,
Dalam kesunyianku yang mulai menghilang.

Dulunya mentari itu hanyalah ilusi
Yang berharap esok akan menyinari.
Namun waktu tak mengijinkannya.
Hingga rembulan datang dengan sejuta bintangnya.

Langit kelam menghalau segala cahaya.
Saat kutapaki jalan kesedihan itu.
Lalu aku menerpa segala awan kelabu itu,
Saat ia datang dengan senyum tulusnya.

Dia waktu, kenangan, dan ilusi.
Walau panasnya musim dan dinginnya luka masih ada dalam hidupnya.

Aku yang tau seminya bunga
Dan gugurnya daun kering,
Menunggu. Dalam dinginnya es yang turun.
Dan hangatnya sinar mentari saat engkau telah pergi.

Jauh aku menunggu
Dengan setiap angin dalan jedanya.
Membuatku harus bersimpuh
Menatap luka dalam yang kian membasah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Tanpamu

Cerpen